cedera

on Sabtu, 02 April 2011

Identifikasi Sebab Terjadinya Cedera
Cedera atau luka adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi. Luka juga dapat merujuk pada luka batin atau perasaan.
Berbagai macam cedera :
  1. cedera bakar adalah cedera yang diakibatkan oleh sesuatu yang panas.
  2. Patah tulang atau fraktur, cedera pada tulang. luka pada kulit yang dapat mengakibatkan pendarahan atau hanya lecet.
  3. Memar adalah pendarahan di dalam tubuh, di kulit terlihat warna kebiruan. Luka batin.
  4. Luka fisik serius adalah luka pada tubuh (fisik) yang dapat berakibat kematian pada korban.
Cedera Olahraga Pada umumnya penatalaksanaan cedera olahraga menggunakan prinsip RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation) yang selalu diterapkan pada awal terjadinya cedera sebelum penanganan selanjutnya.
Indikasi RICE dilakukan pada cedera akut atau kronis eksaserbasi akut, seperti hematome (memar), sprain, strain, patah tulang tertutup, dislokasi setelah dilakukan reposisi. Kontraindikasi RICE pada kram otot, patah tulang terbuka, adanya luka pada kulit merupakan kontraindikasi penggunaan Ice dan Compression.
Penatalaksanaan cedera olahraga dengan:
  1. Hentikan kegiatan olahraga
  2. Lakukan prinsip RICE
  1. Rest (istirahat). Bagian tubuh yang cedera harus segera diistirahatkan, karena gerakan aktif akan meningkatkan perdarahan dan pembengkakan yang terjadi sehingga nyeri akan berlanjut.
  2. Ice (es). Bagian tubuh yang cedera dikompres dingin / es, bertujuan untuk    terjadinya vasokontriksi lokal (pengurutan pembuluh darah lokal),  mengurangi terjadinya perdarahan dan pembengkakan,  mengurangi rasa nyeri,  mengurangi reaksi inflamasi (peradangan) dan spasme otot. Mula-mula kompres dingin/es dilakukan selama 15-20 menit setiap 1-2 jam, kemudian frekwensi diturunkan secara bertahap sampai 24-48 jam disesuaikan dengan berat ringannya cedera yang terjadi.
  3. Compression (balut tekan). Penggunaan bandage untuk balut telan pada daerah yang mengalami cedera akan menurunkan tingkat perdarahan dan mencegah terjadinya pembengkakan.
  4. Elevation (meninggikan). Bagian badan yang mengalami cedera diposisikan lebih tinggi sehingga aliran arah ke bagian yang cedera berkurang. RICE dilakukan selama 24-48 jam pertama sejak terjadinya cedera. Setelah itu dapat dilakukan kombinasi kompres dingin dan hangat untuk memperbaiki vaskularisasi (sirkulasi)  jaringan yang cedera.
  1. Tidak boleh dilakukan pemijatan atau diurut.
Komponen Kesegaran Jasmani
  1. Kekuatan
    Strength, Kemempuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja
  2. Daya tahan Endurance, Kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus
  3. Daya Otot Muscular Power, Kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu sepemdek-pendeknya
  4. Kecepatan
    Speed, Kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-singkatnya.
  5. Daya lentur Flexibility, Efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas
  6. Kelincahan
    Agility, Kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu.
  7. Koordinasi
    Coordination, Kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif.
  8. Keseimbangan
    Balance, Kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot.
  9. Ketepatan
    Accuracy, Kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran.
  10. Reaksi
    Reaction, Kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang timbul lewat indera.
Faktor-Faktor Kesegaran Jasmani
1.      Umur
Kebugaran jasmani anak anakmeningkat sampai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsionaldari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.
2.      Jenis Kelamin
Sampai pubertas biasanya kebugaranjasmani anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas anak-anak, laki-laki biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar.
3.      Genetik
Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh, obesitas, hemoglobin/sel darah dan serat otot.
4.      Makanan
Daya tahan tinggi bila mengkonsumsi tinggi karbohidrat (60-70%). Diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk olahraga yang memerlukan kekuatan otot yang besar.
5.       Rokok
Kadar CO yang terhisap akan mengurangi nilai VO2 maks, yang berpengaruh terhadap daya tahan, selain itu menurut penelitianperkin dan sexton, nicotin yang ada, dapat memperbesar pengeluaran energy dan menguranfgi nafsu makan.
6.      Gaya Hidup  
Faktor gaya hidup yang menempatkan klien dalam resiko bahaya diantaranya lingkungan kerja yang tidak aman, tinggal didaerah dengan tingkat kejahatan tinggi, ketidakcukupan dana untuk membeli perlengkapan keamanan,adanya akses dengan obat-obatan atau zat aditif berbahaya.
7.       Status Mobilisasi
Klien dengan kerusakan mobilitas akibat paralisis, kelemahan otot, gangguan keseimbangan/koordinasi memiliki resiko untuk terjadinya cedera.
8.      Gangguan Sensori Persepsi
Sensori persepsi yang akurat terhadap stimulus lingkungan sangat penting bagi keamanan seseorang. Klien dengan gangguan persepsi rasa, dengar, raba, cium, dan lihat, memiliki resiko tinggi untuk cedera.
9.      Tingkat Kesadaran
Kesadaran adalah kemampuan untuk menerima stimulus lingkungan, reaksi tubuh, dan berespon tepat melalui proses berfikir dan tindakan. Klien yang mengalami gangguan kesadaran diantaranya klien yang kurang tidur, klien tidak sadar atau setengah sadar, klien disorientasi, klien yang menerima obat-obatan tertentu seperti narkotik, sedatif, dan hipnotik.
10.  Status Emosional
Status emosi yang ekstrim dapat mengganggu kemampuan klien menerima bahaya lingkungan. Contohnya situasi penuh stres dapat menurunkan konsentrasi dan menurunkan kepekaan pada simulus eksternal. Klien dengan depresi cenderung lambat berfikir dan bereaksi terhadap stimulus lingkungan.
11.  Kemampuan Komunikasi
Klien dengan penurunan kemampuan untuk menerima dan mengemukakan informasi juga beresiko untuk cedera. Klien afasia, klien dengan keterbatasan bahasa, dan klien yang buta huruf, atau tidak bisa mengartikan simbol-simbol tanda bahaya.
12.  Pengetahuan Pencegahan Kecelakaan
Informasi adalah hal yang sangat penting dalam penjagaan keamanan. Klien yang berada dalam lingkungan asing sangat membutuhkan informasi keamanan yang khusus. Setiap individu perlu mengetahui cara-cara yang dapat mencegah terjadinya cedera.
13.  Faktor Lingkungan
Lingkungan dengan perlindungan yang minimal dapat beresiko menjadi penyebab cedera baik di rumah, tempat kerja, dan jalanan.
Ranking: 5

{ 0 comments... read them below or add one }

Posting Komentar

 
© Berbagi Ilmu Olahraga | All Rights Reserved
Designed ByImuzcorner | Powered ByBlogger | RealMadrid CF Blogger Template ByFree Blogger Template