pssi tak undang sayrial damopilii

on Kamis, 24 Maret 2011

JAKARTA - Suara lantang ketua KPPN (Komite Penyelamatan Persepakbolaan  Nasional ) Syahrial Damopolii berakibat fatal. Ketua Umum Pengprov PSSI Sulawesi Utara (Sulut) itu dipastikan tidak diundang  PSSI untuk mengikuti kongres pembentukan  Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP) di Pekan baru besok.


Alasan PSSI, "dieliminasinya" Syahrial itu bukan karena  dia menjadi ketua KPPN yang dianggap merongrong PSSI, tapi PSSI berdalih jika Syahrial sudah dimosi tidak percaya oleh mayoritas anggota PSSI Sulut.  Menurut Sekjen  PSSI Nugarah Besoes, Syahrial tercatat sudah tidak menjabat lagi sebagai Ketum Pengprov PSSI Sulut sejak medio Februari lalu.

"Kami mendapat  laporan tertulis dari anggota PSSI Sulut.  Lewat Rapat Koordinasi PSSI Sulut 19 Februari di Hotel Rockrand, Manado, perwakilan pengurus cabang dan klub pemilik hak suara pengprov PSSI Sulut, perwakilan wasit, pelatih, pemain dan unsur-unsur lain yang punya kapasitas sepakat untuk membekukan jabatan Syahrial Damopoli sebagai Ketua Pengprov," ujar Nugraha Besoes. "Karena itu dia tidak kami undang ke Kongres karena sudah tidak memiliki kepentingan," sambung Nugraha.

Sebagai ganti, PSSI mengundang AKBP Fritz Katiandago yang sudah ditunjuk sebagai pelaksana tugas Ketua Pengprov PSSI Sulut. Sebelumnya Fritz menempati posisi wakil ketua.

Tak urung, hal itu membuat Syahrial kebakaran jenggot. Mantan ketua DPRD Sulut itu menegaskan dirinya masih berhak  menjadi peserta kongres. Sebab, surat keputusan pemecatannya belum diterima hingga sekarang. "Sejauh ini saya Cuma mendengar berita itu dari media. SK (Surat Keputusan) pemecatan belum saya terima. Karena itu, saya masih berhak menjadi peserta kongres," kata Syahrial ketika dihubungi tadi malam.

Ketika dikonformasi mengenai bantahan Syahrial ini Sekjen PSSI Nugraha Besoes berkilah jika SK sudah dikirimkan ke Pengprov PSSI Sulut. "SK sudah dikirim ke Sulut. Bahkan PSSI telah mengesahkan AKBP Fritz Katiandago sebagai pengganti Syahrial," tegas Nugraha.

Sementara itu, Sekretaris KPPN Tuty Dau kepada Jawa Pos mengatakan, meski berbagai trik  coba dilakukan oleh PSSI tapi sampai saat ini 84 pemilik suara yang tergabung di KPP tetap solid.

Wanita yang juga ketua umum Persepar Palangkaraya ini menegaskan, di kongres pemilihan anggota  KP dan KBP besok KPPN akan bersuara lantang mempertanyakan segala ketidakberesan yang terjadi menjelang kongres. Diantaranya mengenai keterlambatan pengiriman surat undangan dan tidak adanya sosialisasi mengenai Peraturan Organisasi (PO). Padahal itu sangat dibutuhkan anggota.

"Kami pasti akan pertanyakan itu di kngres nanti. Percuma kami datang ke kongres kalau hanya diam saja," cetus Tuty. "Pokoknya kongres harus berjalan sesuai mekanisme yang diajurkan FIFA. Kalau tidak, pasti kami akan mengambil sikap," lanjut wanita yang juga anggota DPRD  Kalimantan Tengah ini. (ali)
sumber : http://www.jpnn.com
Tag :

Alasan mengapa stadion sepakbola di inggris tidak menggunakan pagar pembatas

on Rabu, 23 Maret 2011

Selain dikenal dengan Kick And Rush nya, Liga Inggris dikenal dengan kualitas lapangan nomor wahid. Dan satu lagi, stadion - stadion di Inggris ternyata nggak punya pagar pembatas antara tribun penonton dengan lapangan. Dan yang lebih hebatnya lagi, jarak bangku penonton dengan lapangan gak lebih dari 5 meter. Kenapa bisa begitu? 
Ternyata hal tersebut diberlakukan bukan karena penonton Liga Inggris pada baik dan tertib, tapi karena penonton pada bengal dan brutal. Lhooo..kok bisa? Penonton nya brutal kok ga dikasih pagar pembatas? Ini dia sejarahnya dan alasannya . . .
Anda pasti sudah tahu dengan kerusuhan yang dilakukan supporter Liverpool di Belgia sewaktu final Liga Champions lawan Juventus. Kerusuhan yang terjadi 29 Mei 1985 yang kemudian dikenal dengan Tragedi Heysel ini memakan korban jiwa 39 orang.

Tragedi tersebut berdampak besar bagi sepakbola Eropa. Ada kesalahan tentu ada sanksi. Soal kerusuhan dan pelanggaran, Eropa paling tegas. UEFA akhirnya melarang Liverpool main di Eropa selama 5 tahun. Dan uniknya, FA (Konfederasi Sepakbola Inggris) malah ikut - ikutan nambahin hukuman.

Dan yang lebih unik, bukan cuma Liverpool, tapi semua klub Inggris nggak boleh main di luar Inggris selama 5 tahun! Dan yang paling unik, ternyata gak ada protes dari klub-klub yang kena sanksi.

“Lho Liverpool yang salah, kok gue kena getahnya?” mungkin begitu celoteh klub-klub Inggris tersebut. Semua pasrah. Ulah fans Liverpool saat itu yang mabuk berat dan berkategori hooligans benar-benar menampar muka sepakbola Inggris. Namun begitu semua klub sepakat introspeksi.

Hukuman FA nggak berhenti di situ. Ada banyak perubahan parameter keamanan lainnya. Yang paling mencolok adalah menghilangkan pagar pembatas tribun penonton dan lapangan serta nggak boleh lagi ada tribun kelas berdiri (tanpa kursi) di seantero Inggris. Di Eropa, cuma Inggris yang nggak menjual tiket tanpa kursi.
 
Dengan aturan tersebut, bukan berarti sepakbola Liga Inggris 100% aman. Penggemar Setan Merah pasti tidak akan lupa dengan “tendangan kung fu” Eric Cantona kepada suporter Crystal Palace di pinggir lapangan. 
Atau The Kop masih ingat dengan insiden masuknya balon ke lapangan yang dilemparkan seorang remaja yang akhirnya membuat liverpool kalah dari Sunderland.  
Terlepas dari hal itu, rasanya kita wajib mengacungkan 2 jempol untuk keberanian FA dan sikap dewasa para suporter Liga Inggris yang dulu sering bikin orang resah, sekarang justru relatif lebih santun. Kalau misalkan hal serupa diterapkan di Liga Indonesia, apa yang kira-kira bakalan terjadi ya?
sumber :  http://www.klikunic.com
Tag :
 
© Berbagi Ilmu Olahraga | All Rights Reserved
Designed ByImuzcorner | Powered ByBlogger | RealMadrid CF Blogger Template ByFree Blogger Template