OLAHRAGA YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANIKA

on Jumat, 16 Desember 2011

PENDAHULUAN 
konsep kecepatan menolak pelatihan strategi. Beberapa profesional menolak mempertimbangkan kecepatan pelatihan sebagai yang paling efisien sprint pelatihan teknik di planet, sementara lainnya menganggap itu sebagai tidak efektif karena adanya titik biomechanical berdiri. Menentang berbagai strategi termasuk kecepatan, tarikan, menanjak sprints, pasir sprints, dan bobot sprints. Bahkan, menentang tarikan dapat melibatkan seorang atlet tarikan yang bobot kereta luncur, ban, kecepatan parasut, atau beberapa perangkat lain yang lebih mengatur jarak menolak tarikan akan meningkatkan kekuatan otot output, terutama di pangkal paha, lutut, dan pergelangan kaki. Menurut penelitian meningkatkan tingkat kekuatan memungkinkan produksi yang lebih besar memaksa penurunan tanah dan waktu kontak, yang mengarah ke kemungkinan peningkatan frekuensi mudah. Meningkat mudah panjang mungkin dicapai oleh meningkatkan pemanfaatan energi elastis selama mendukung tahap dari siklus sprint (Spinks dkk. 2007).
Tag :

BELAJAR PSIKOLOGI BUKAN HANYA UNTUK ANDA

Persepsi [perception] merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi, kalau bukan dikatakan yang paling penting. Banyak ahli yang mencoba membuat definisi dari ‘persepsi’. Beberapa di antaranya adalah:Persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya (Bimo Walgito). Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Davidoff). Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu (Bower). Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu (Gibson). Persepsi juga mencakup konteks kehidupan sosial, sehingga dikenallah persepsi sosial. Persepsi social merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi, dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi tersebut (Lindzey & Aronson). Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadaplingkungan oleh seorang individu (Krech).     Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya. Melalui persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat “berwarna” cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan dengan sensasi [sensation]. Yang terakhir ini merupakan fungsi fisiologis, dan lebih banyak tergantung pada kematangan dan berfungsinya organ-organ sensoris. Sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan kendali gerak. Kesemuanya inilah yang sering disebut indera.
Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses manusia dalam dalam menerima informasi sensoris [energi fisik dari lingkungan] melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal “neural” yang bermakna. Misalnya, ketika seseorang melihat (menggunakan indera visual, yaitu mata) sebuah benda berwarna merah, maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal di otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai “warna merah”. Berbeda dengan sensasi, persepsi merupakan sebuah proses yang aktif dari manusia dalam memilah, mengelompokkan, serta memberikan makna pada informasi yang diterimanya. Benda berwarna merah akan memberikan sensasi warna merah, tapi orang tertentu akan merasa bersemangat ketika melihat warna merah itu, misalnya. Contoh klasik dari fungsi persepsi ini tampak pada gambar berikut ini. Coba perhatikan baik-baik, gambar siapa yang Anda lihat?
hat Penjelasan
Contoh klasik ini menggambarkan the power of perception. Gambar ini adalah sebuah stimulus sederhana yang hanya menyangkut satu sensasi yaitu visual, dan cukup untuk menghasilkan persepsi yang berbeda. Bayangkan dalam kehidupan sehari-hari, ada begitu banyak pengalaman perseptual yang sangat mungkin menimbulkan persepsi yang berbeda.
Lihat selanjutnya [sebaiknya dilihat berurutan]:
•    Prinsip utama dalam persepsi, yaitu figure and ground;
•    Prinsip pengorganisasian, yaitu proximity, similarity, dan continuity;
•    Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi persepsi


Tag :

Memahami Minat Dan Bakat Anak

SERING kita mendapati disekitar tempat tinggal kita, seorang anak yang tidak punya waktu bergaul bersama anak sebayanya. Entah disebabkan ‘larangan’ dari orang tuanya agar tidak ‘keluyuran’ atau memang kesibukan si anak tersebut lantaran harus menggugurkan kewajibannya mengikuti berbagai macam kegiatan tambahan, mulai dari les matematika, bahasa inggris, les musik, les olah vokal, sampai pada les terkait fisik, sepak bola atau beladiri, misalnya.
Pagi hari mengikuti pendidikan di sekolah formal hingga tengah hari. Sepulang dari sekolah, istirahat siang lalu aktivitas rutin dimulai kembali, yakni menyambangi guru privat berbagai keterampilan, yang telah terjadual selama satu pekan. Hal ini berlangsung setiap hari tanpa ada jeda hari untuk mengistirahatkan fisik dan psikis. Sehingga setelah berjalan sekian bulan, anak mulai ‘menikmati’ masanya seperti tahap masa dewasa yang selalu ditutut beraktivitas padat dan lebih dari kemampuannya. Kondisi lingkungan privat atau kursus mengharuskan anak agar mengerjakan PR alias pekerjaan rumah. Sampai dirumah sore hari menjelang petang, anak dituntut untuk bersih-bersih badan, lepas itu anak mengerjakan PR-nya, baik PR dari sekolah maupun privat. Sehabis mengerjakan pekerjaan rumah, anak sudah lelah hingga tertidur lelap. Saya tekankan kembali, si anak tertidur lelap, bukannya tidur. Dimana dhong, kesempatan anak bersosialisasi dengan peer group-nya, bermasyarakat, mengembangkan fithrah kemanusiaannya terkait makhluk sosial, kapan anak melihat dunia nyata yang penuh dengan permainan pada masanya, main kelereng, petak umpet, kejar-kejaran, bahkan bermain peran bersama teman sebayanya, kapan dhong? Terkungkunglah jiwa si anak gara-gara kesibukannya yang luar biasa setiap harinya. Maaf contoh kasus di atas merupakan kasus ekstrim untuk sekedar menyadarkan kita, manusia dewasa yang disebut sebagai orang tua ‘bijaksana’. Wahai orang tua, termasuk saya. Saya yakin bahwa sampeyan sewaktu masa anak, remaja, atau pemuda dulu pernah mempunyai cita-cita yang boleh jadi belum tercapai atau nyaris terlaksana. Terpikir oleh kita, cita-cita tersebut akan diwariskan kepada sang anak, atau bahasa gampangnya anak dipaksakan untuk melanjutkan cita-cita Anda yang belum tercapai. Walhasil, setelah dievaluasi, ketidakberhasilan Anda dulu lantaran kurangnya daya dukung berupa guru privat, anda berpikir agar anak sukses harus ikut kursus atau privat. Nah, disini Anda cerdas bisa mengevaluasi penyebab ketidaksuksesan Anda. Tapi ingat, ketidaksuksesan Anda zaman dulu jangan sampai membebani anak, karena seorang anak juga manusia. Artinya, dia punya kemampuan dan juga keterbatasan, punya cita-cita dan keinginan sendiri yang sesuai minat bakatnya, punya lingkungan sosial yang mengharuskan berperilaku wajar bagi anak seusianya. Kalau mau fair, anda harus gali kemampuan anak, tidak usahlah muluk-muluk. Silakan gali melalui kecenderungan si anak, minat dan bakatnya  yang menonjol. Perlu diingat, bukan paksaan. Manusia yang dilahirkan di muka bumi ini pasti membawa potensi fitrahnya masing-masing, artinya kita sebagai orang tua tinggal memotivasi, mengembangkan, dan mengarahkan anak agar sampai pada terminal yang sesuai dengan kecenderungannya tadi. Kesulitan orang tua dalam menggali bakat si anak, akan membuat anak maupun orang tua menjadi ‘sembarangan’  dalam meniti karir kehidupannya. Yakni tabrak sana-tabrak sini, ikut les sana-ikut les sini, ikut bimbel sana-bimbel sini, nimbrung kursus sana-kursus sini yang ‘jluntrungannya’ belum jelas.
Tag :

Menelusuri minat anak

Ada orang tua yang tidak mengetahui sama sekali apa sebenarnya minat anaknya. Ada yang baru tahu ketika anak sudah dewasa, atau bahkan baru mengetahuinya setelah anak mengalami kegagalan dalam studi atau kegagalan saat menekuni suatu profesi. Sebenarnya merupakan suatu kerugian yang besar bila hal tersebut terjadi. Karena dengan mengetahui minat anak, orang tua akan mudah mengarahkan, membimbing dan mengantarkan anak pada cita-citanya kelak di kemudian hari.
Pada semua usia, minat memainkan peran yang penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak besar pada perilaku dan sikap. Minat terutama berkembang pesat saat anak-anak. Pada masa itu, minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Anak yang berminat pada suatu hal atau kegiatan, maka ia akan berusaha lebih keras untuk belajar hal tersebut di banding anak yang kurang berminat.
Anak tidak dilahirkan lengkap dengan minat. Minat merupakan hasil pengalaman belajar. Seorang anak yang merasakan kepuasan dan keuntungan pada suatu kegiatan. Maka minat mereka tersebut akan cenderung menetap dan menguat. Berkembangnya minat sangat dipengaruhi oleh emosi. Artinya, bila anak senang akan suatu hal maka minatnya pada hal ini akan semakin besar.
Beberapa anak ada yang mengembangkan minat tertentu karena sekedar ituk-ikutan teman, padahal itu tidak sesuai dengan kemampuan mereka sendiri. Anak sering melakukan hal ini karena biasanya mereka ingin diterima pada kelompok tertentu. Kadang anak ikut kegiatan tertentu karena itu yang lagi trend. Misalnya kegiatan les biola yang sekarang lagi trend untuk les musik.
Ada kalanya anak mengisi waktu luangnya dengan menonton televise, mendengar radio, bukan karena mereka benar-benar berminat pada kegiatan itu, tetapi karena tidak ada yang bisa mereka lakukan selain itu. Oleh Karen aitu, kita sebagai orang tua harus pandai-pandai memilihkan dan mengembangkan minat yang positif bagi anak.
Ada metode yang lebih akurat untuk mengetahui minat anak, yaitu melalui tes psikologi yang telah terstandar. Namun kita sebagai orang tua bias melakukan penelusuran minat anak secara mandiri dengan metode-metode dibawah ini:
Pengataman Kegiatan
Banyak kegiatan yang dilakukan anak di luar tugas utamanya di sekolah. Kegiatan itu mungkin dilakukan pada waktu senggangnya, waktu bermain, maupun kegiatan-kegiatan yang khusus atau les. Dengan mengamati mainan anak dan benda-benda yang mereka beli, kumpulkan atau gunakan dalam aktivitas spontan kita bias tahu minatnya. Ada pengalaman nyata, ada seorang anak yang dari kecil sangat suka mengoleksi batu-batuan berbagai jenis dan bentuk. Ternyata sewaktu masuk perguruan tinggi ia memilih fakultas Teknik Jurusan Geologi, dan lulus dengan predikat memuaskan.

Pertanyaan
Biasanya anak yang berumur 4 atau 5 tahun lebih sering bertanya dari rentang umur yang lain. Bila anak terus-menerus bertanya mengenai sesuatu, minatnya pada hal tersebut lebih besar daripada minatnya pada hal yang lain.
Pokok Pembicaraan
sering anak berbicara dengan orang tua, dengan orang dewasa lain atau dengan teman sebayanya. Apa yang dia bicarakan memberikan petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa kuat minat tersebut.
Kegiatan
Jika ditanya apa keinginan bila mendapat sesuatu, anak akan jujur menjawabnya. Bias jadi ia memilih sendiri apa hadiah ulang tahunnya, kegiatan apa yang akan dilakukan saat liburan, atau pulang dari sekolah.
Laporan
Dari orang-orang yang membimbing anak kita bias mendapatkan laporan apa saja yang menjadi minat anak. Biasanya lebih sering dari gurunya. Misalnya, anak sangat tekun bila mengikuti kelas aljabar, atau senang sekali mengikuti kelas lukis.
Membaca
Khusus untuk anak sudah bias membaca, kita akan tabu jenis bacaan apa yang disukainya. Mungkin juga buku-buku dengan tema-tema apa saja yang menarik perhatiannya, biasanya hal-hal tersebut yang menjadi minatnya.
Tag :

Latihan Relaksasi

  1. Ambil posisi yang paling nyaman , bisa : duduk bersandar atau terlentang. Tutuplah mata Anda, Ciptakan rasa relaks pada semua otot-otot Anda, Kosongkan pikiran Anda, Aturlah pernafasan dengan cara bernafas dengan hidung dan mengeluarkannya dengan mulut, lakukan secara berulang-ulang, Luruskan kedua-dua belah kaki. Rapatkan tangan di sisi badan. Tutup mata dan kosongkan fikiran selama kira-kira 2 menit. 
  2. Kerutkan dahi dengan mengangkat kedua-dua kening ke atas. Rasakan ketegangan pada otot dahi. Lakukan dalam arah bertentangan dengan mengerutkan dahi dan kening mengarah ke bawah.
  3. Tutup mata. Rasakan ketegangan sekitar otot mata. Buka mata dan rasakan kelegaannya.
  4. Tekan rahang dengan kemas dan ketap gigi serapatnya. Rasakan ketegangannya. Perlahan-lahan buka ketapan gigi dan rahang.
  5. Ketap bibir dengan rapat. Perlahan-lahan lepaskan dan rasakan ketegangannya.
  6. Dongakkan kepala ke atas sehingga rasa ketegangan pada otot leher. Tegakkan kembali kepala dan rasakan kelegaan pada otot leher.
  7. Dongakkan kepada ke bawah dan rasakan ketegangan pada otot belakang leher. Perlahan-lahan otot belakang leher.
  8. Lentukkan kepala perlahan-lahan ke kanan. Tahan sebentar dan rasakan ketegangan pada otot leher. Tegakkan kembali kepala dan anda dapat  rasakan kelegaan pada otot leher tadi.
Tag :

Olahraga Sebagai Fenomena Sosial

Dalam kaitannya dengan olahraga sebagai fenomena sosial dalam sosiologi olahraga ini sangat dikaitkan dengan perkembangan sosial budaya manusia yang sehat jasmani dan rohani, hal ini merupakan pembentukan perkembangan hubungan interaksi dengan masyarakat sekitar. Fenomena sosial ini jika dipahami dan dimengerti bagi masyarakat luas maka akan memiliki peranan yang sangat penting yaitu memberikan kepada semua lapisan masyarakat untuk terlibat langsungdalam berbagai pengalaman belajar melalui interaksi dengan sesama masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain baik itu dari lapisan masyarakat yang pendidikannya rendah sampai masyarakat yang berpendidikan lebih tinggi.
Dewasa ini perkembangan sosial budaya dalam olahraga banyak fenomena sosial yang berpengaruh terhadap dinamika interaksi sosial-budaya masyarakat. Hal itu sejalan dengan perkembangannya olahraga akan terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan. Banyak pendapat para tokoh pendidikan yang kemudian berdampak terhadap peradaban manusia. Terkait tentang arti pentingnya pendidikan bagi manusia yang mempunyai kesehatan secara lahiriah maupun rohaniah. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan Sosiologi olahraga jika dipahami dan dimengerti bagi masyarakat luas maka akan memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada semua lapisan masyarakat untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan bersosial antar masyarakat yang satu dengan masyarkat yang lain. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman.
Olahraga sebenarnya merupakan suatu bagian dari ilmu-ilmu sosial. Hal ini ditunjukkan, didalam pendidikan olahraga dan ilmu pengetahuan olahraga adalah pendekatan bio-medical, dan sebagai kegiatan organis tubuh manusia saja (STO, 1976), yaitu menurut pendekatan yang selama ini mendominasi pengetahuan olahraga, maka prestasi-prestasi para atlet itu ditentukan oleh kondisi fisik yang sempurna semata-mata (Lueshen, 1998). Kalau dijabarkan, maka menurut pendekatan ini, faktor-faktor yang menentukan suatu prestasi dari suatu kegiatan olahraga dari para atlet itu adalah dimulai dari faktor-faktor kondisi organis dari tubuh yang dianggap paling menentukan ke kepribadian dan sosial, dan lalu faktor-faktor kebudayaan.
Didalam kenyataan, justru yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu suatu prestasi olahraga yang hebat tidaklah semata-mata ditentukan oleh suatu prestasi olahraga yang hebat tidaklah semata-mata ditentukan oleh suatu kondisi fisik yang sempurna tetapi bahkan sebaliknya ditentukan oleh suatu jumlah kontrol yang merupakan sebagian dari struktur sosial yang ada dalam suatu masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian, kalau dijabarkan maka urutan-urutan dari suatu prestasi olahraga terjadi dari kebudayaan yang merupakan faktor yang paling menentukan ke faktor faktor sosial, lalu ke kepribadian dan yang terakhir adalah faktor-faktor organik dari tubuh atlet yang bersangkutan. Dalam tulisan ini, yang akan diuraikan olahraga sebagaimana dilihat dari pandangan ilmu-ilmu sosial, dan khususnya hubungan antara olahraga dengan masyarakat dan kebudayaan. Dan pentingnya studi-studi tentang olahraga bagi perkembangan teori-teori ilmu-ilmu sosial dan bagi kepentingan-kepentingan praktis.
Berbicara tentang sosiologi olahraga kaitanya dengan olahraga sebagai fenomena sosial, maka yang akan dibahas dalam makalah ini adalah hubungannya dengan perkembangan interaksi masyarakat atau anak didik dalam mengembangkan sosialisasi perkembangan olahraga. Perkembangan pendidikan manusia akan berpengaruh terhadap dinamika sosial-budaya masyarakatnya. Sejalan dengan itu, pendidikan akan terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan. Banyak pendapat para tokoh pendidikan yang kemudian berdampak terhadap peradaban manusia. Pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik antara manusia dengan alam, dengan sesama manusia atau juga pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral, intelektual, dan jasmaniah manusia oleh dan untuk kepentingan pribadi dirinya dan masyarakat yang ditujukan untuk kepentingan tersebut dalam hubungannya dengan Allah Yang Maha Pencipta sebagai tujuan akhir.  Sejalan dengan pendidikan yang penulis uraikan diatas maka dalam sejarah dan perkembangan pendidikan olahraga di Indonesia penulis dapat menarik suatu garis yang kian lama kian menanjak. Masyarakat Indonesia yang dinamis akan mengakui bahwa persekutuan hidup itu hidup dan tidak hanya mengalami pengaruh pikiran dan kemampuan manusia individu saja bahkan juga mengalami pengaruh zaman dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern seperti sekarang ini. Olahraga memberi kesempatan yang sangat baik untuk menyalurkan tenaga dengan jalan yang baik di dalam lingkungan persaudaraan dan persahabatan untuk persatuan yang sehat dan suasana yang akrab dan gembira. Tetapi kini kita menghadapi kubu-kubu yang kuat baik yang merupakan alam pikiran, sikap hidup, tradisi dan kebiasaan yang semuanya adalah peninggalan penjajahan ditambah dengan feodalisme semenjak 350 tahun yang lalu. Dan kadang-kadang kubu-kubu itu tidak dapat kita lihat tetapi dapat kita rasakan karena sembunyi di dalam diri manusia. Karena itu kita harus menyelami alam pikiran pandangan dan sikap seseorang untuk dapat membantu dia membuang sisa-sisa penjajahan yang masih bersarang dalam dirinya untuk secara sadar membantu gerakan olahraga.
Dalam hal ini prestasilah yang memegang peranan dan merupakan faktor yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Prestasi yang kita miliki selain mengangkat nama dan mengharumkan derajat bangsa Indonesia di dunia, suatu prestasi yang tinggi oleh seorang olahragawan Indonesia dapat membangkitkan dalam diri warga Negara, rasa bangsa yang sebesar-besrnya, semangat kebangsaan yang menyala-nyala dan jiwa persatuan yang sehebat-hebatnya sehingga terbangkit kekuatan-kekuatan baru pada dirinya dan mempunyai hasrat yang benar untuk ikut di dalam gerakan keolahragaan. Dalam dunia keloahragaan banyak kaitannya dengan bagaimana cara beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan, Maka ilmu pendidikan sosiologi harus di fahami dan diterapkan oleh masyarakat terutama para olahragawan. 
Sumber:
http://gatoetn-artikel.blogspot.com/2010/03/olahraga-sebagai-fenomena-sosial.html
Tag :
 
© Berbagi Ilmu Olahraga | All Rights Reserved
Designed ByImuzcorner | Powered ByBlogger | RealMadrid CF Blogger Template ByFree Blogger Template